Langsung ke konten utama

Contoh Makalah Tarian Adat Daerah

MAKALAH
TENTANG
SENI BUDAYA BIMA
GURU PEMBIMBING : 



Nama : Syahrul Akbar

S M K N 2 KOTA BIMA
TAHUN AJARAN
2012 / 2013



BAB I
PENDAHULUAN
Kesenian adalah unsur dari budaya. Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Kesenian adalah keseluruhan sistem yang melibatkan proses penggunaan imajinasi manusia secara kreatif di dalam sebuah kelompok masyarakat dengan kebudayaan tertentu. Kesenian sebagai salah satu unsur budaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena seni adalah identitas yang sempurna dan nyata. Dan budaya sendiri pada hakikatnya adalah suatu manifestasi dari kegiatan manusia dalam hubungannya dengan manusia yang lain dalam kehidupan bermasyarakat, dengan alam untuk mempertahankan hidup dan dengan Tuhan Yang Maha Esa untuk keamanan yang abadi. Adapun seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/suku/bangsa tertentu. Tradisional adalah aksi yang keluar dari alamiah karna kebutuhan nenek moyang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketidakmauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut.

B.            Rumusan Masalah
a.         Sejauh mana kesenian Bima dikenal oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bima.
b.        Bagaimana langkah-langkah yang harus diambil untuk melestarikan warisan budaya Indonesia yang semakin punah dan dilupakan.

C.           Tujuan
a.         Untuk mengenalkan kesenian Bima sebagai warisan budaya Indonesia kepada masyarakat yang lebih luas.
b.        Untuk mengetahui langkah yang harus dilakukan untuk melestarikan warisan budaya Indonesia.


BAB II
PEMBAHASAN

Letak Geografis Kabupaten Bima
Kabupaten Bima adalah bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dalam wilayah kekuasaan hokum Negara Republik Indonesia. Kabupaten Bima terletak dibagian timur pulau Sumbawa, dengan posisi 117 10’  BT dan 70 30’ LS dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
-          Sebelah Utara : Laut Flores
-          Sebelah Selatan  : Samudra Indonesia
-          Sebelah Barat : Kabupaten Dompu
-          Sebelah Timur : Selat Sape
Luas wilayah Kabupaten Bima adalah 4.596,90 Km2 atau 22.5% dari total luas propinsi NTB. Kabupaten Bima terdiri dari 16 kecamatan dan terdapat satu kota administratif yaitu kota Bima. Secara topografis wilayah kabupaten Bima sebagian besar merupakan dataran tinggi (70%) yang bertekstur pegunungan dan sisanya adalah dataran (30%). Dataran rendah tersebut merupakan areal persawahan dan lebih dari separuh merupakan lahan kering.

A.           Seni Tari
Seni tradisional Bima dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Mpa’a Asi (Tarian Istana) dan Mpa’a Ari Mai Ba Asi (Tarian di luar istana) atau biasanya disebut juga Tarian Rakyat. Tarian istana terdiri dari Tari Siwe (Tarian Perempuan), yaitu mpa’a lenggo (lenggo mbojo), toja, lengsara, katubu dan karaenta. Dan Tari Mone (Tarian Laki-laki), yaitu kanja, sere, soka, manca, lenggo mone (lenggo melayu) dan mpa’a sampari. Adapun Tarian Rakyat adalah mpa’a sila, gantao, dan buja kadanda. Tarian Rakyat menunjukkan sisi kekuatan laki-laki sehingga tidak ada penari perempuan dalam tarian rakyat. Beberapa dari tarian istana dan tarian rakyat masih eksis namun banyak juga yang jarang dimainkan oleh masyarakat bima sehingga terancam punah.

B.            Jenis Tarian Bima Dana Mbojo
Perkembangan budaya di Bima tidak terlepas dari asimilasi dan akulturasi budaya Bima (Mbojo) dengan daerah lain di Indonesia, termasuk itu untuk tari-tarian. Berikut beberapa Nama tari tradisional daerah Bima baik itu merupakan asli dari Bima itu sendiri maupun yang melalui proses akulturasi dengan budaya luar.
Secara garis besar tarian tradisional Bima dibagi dalam dua kelompok yaitu Mpa’a Asi (Tarian Istana) dan Mpa’a Ari Mai Ba Asia tau tarian diluar Istana yang lazim dikenal dengan tarian rakyat. Pada masa lalu dua kelompok seni tari ini berjalan beriringan dan berkembang cukup baik. Mengenal Jenis Kesenian Tradisional Bima Pada masa kejayaan kesultanan Bima berbagai macam kesenian diciptakan. Beberapa jenis seni tradisional  Bima yaitu :
Tari Istana dikelompokkan dalam dua kategori sesuai jenis kelamin penarinya. Yaitu:
a.       Tari Siwe (tari perempuan), yaitu jenis tari yang dimainkan oleh para
penari perempuan seperti lenggo siwe (lenggo Mbojo), toja, lengsara, katubu dan karaenta.
b.      Tari Mone (tari laki–laki), yaitu jenis tari yang dimainkan oleh penari laki – laki, seperti kanja, sere, soka, manca, lenggo mone (lenggo melayu) dan mpa’a sampari.
Sedangkan Tari Ari Mai Ba Asi (tari di luar pagar istana), dalam pengertian tari rakyat, meliputi mpa’a sila, gantao dan buja kadanda. Semua jenis tari dimainkan oleh penari laki–laki. Tidak ada jenis tari rakyat yang dimainkan oleh penari perempuan. Selain itu, masih ada lagi jenis tari yang merupakan perpaduan antara seni tari dan seni musik yaitu Jiki Hadra (Jikir hadrah), dimainkan oleh para penari dan penyanyi laki–laki.


a.       Hadrah: Merupakan tari tradisional Bima yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT. Hadrah yang dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa masuk ke Bima sekitar abad XIV sejak masuknya Islam ke daerah itu
b.      Kanja: Tari tradisional Bima yang diciptakan Sultan Abdul Kahir Sirajuddin tahun 1673 setelah mendapatkan inspirasi sejarah masuknya Islam ke Bima. Kanja berarti tantang, karena dalam tarian ini ada gambaran pertarungan dua orang panglima yang tangguh. 
c.       Karaenta: Tari tradisional Bima diawali dengan sebuah lagu berbahasa Makassar yang bernama Karaengta. Penarinya anak kecil berusia sekitar 10 tahun, tidak memakai baju, kecuali hiasan yang dalam bahasa Bima disebut Kawari atau dokoh. Tari hiburan ini merupakan dasar untuk mempelajari tarian kerajaan Bima yang lain.
d.      Katumbu: Tari tradisional Bima yang berarti berdegup ini menggambarkan keluwesan dan keterampilan remaja putri. Tarian ini diperkirakan sudah ada sejak abad XV dan ditarikan keluarga istana. 
e.       Toja: Tari tradisional Bima yang diangkat dari legenda Indra Zamrud. Penciptanya Sulta Abdul Kahir Sirajuddin tahun 1651. Tari ini menggambarkan lemah-gemulainya penari yang turun dari khayangan. * Lenggo: Tari tradisional Bima yang berarti melenggok, yang telah diadatkan dalam upacara Sirih Puan setiap perayaan Maulid. Tari ini menceritakan bagaimana guru agama Islam mengadakan penghormatan kepada muridnya, yaitu Sultan sebagai pernyataan saling menghormati. 
f.       Lengsara: Tari tradisional Bima yang dahulu dipertunjukkan dalam sidang eksekutif dan upacara Ndiha Molu (Maulid Nabi). Tari ini terakhir dipertunjukkan pada tahun 1963 dalam perkawinan keluarga raja, dan sekarang telah dihidupkan kembali. 
g.      Mpa'a: Tari rakyat Bima yang berisi gerak-gerak silat.

h.      Sere: Tari tradisional Bima yang berarti mengajak berperang yang semula ditarikan perwira perang bergelar Anangguru Sere. Tari ini dipertunjukkan di arena yang cukup luas di hadapan tamu yang berkunjung ke Bima.

C.       Pakaian Adat Bima
Rimpu, pakaian adat perempuan Suku Bima ini merupakan bukti besarnya pengaruh kebudayaan Islam di Bima. Dari segi bentuk, rimpu sering diidentikan dengan mukena, yaitu pakaian yang dikenakan perempuan muslim ketika melaksanakan shalat.
Satu set Rimpu terdiri dari dua bagian, sebagai penutup kepala sampai perut dan penutup perut sampai kaki (seperti rok perempuan pada umumnya). Secara fungsi rimu dibagi menjadi dua jenis, rimpu cili dan rimpu colo. Rimpu cili khusus untuk perempuan Bima yang belum menikah, bentuknya seperti mukena dengan bahan sarung tenun khas Bima, hanya saja pada bagian atas rimpu cili, yang terbuka adalah sepasang mata pemakainya saja. Sedangkan rimpu colo, digunakan oleh kaum ibu yang sudah menikah. Rimpu colo menutup seluruh bagian tubuh kecuali wajah pemakainya.
Bagi pria, yang menjadi ciri khas dari Suku Bima adalah sambolo atau ikat kepala. Sambolo merupakan ikat kepala yang terbuat dari kain tenun, motifnya yang serupa sarung songket (songke), membuat sambolo kerap kali disebut sambolo songke.  Cara memakainya yaitu menjalin masing-masing ujung sehingga melingkari kepala dalam keadaan tertutup. Selain itu, kaum lelaki mengenakan sejenis kemeja berlengan dan berkerah pendek.
Pada bagian bawah, lelaki bima menganakan sarung songket yang disebut tembe me’e. Dan mengenakan ikat pinggang yang disebut salepe. Bentuk salepe tidak berbeda dengan selendang, pemakaiannya hanya dililitkan melingkar di pinggang.
Secara umum, pakaian adat Bima memiliki nilai-nilai ajaran Islam. Pakaian adat bima berfungsi sebagai penutup aurat. Selain sebagai pakaian sehari-hari busana adat Bima bisa difungsikan sebagai pakaian ketika melaksanakan shalat.


D.           Alat – alat Musik dalam Tarian Bima
a.     Silu 


Adalah salah satu jenis alat musik dari daerah Bima Dompu. Silu termasuk jenis alat musik aerofon tipe hobo, karena silu memiliki lidah lebih dari satu. Lidah pada silu disebut pipi silu terdiri atas 4 lidah. Di daerah Bima ada pembagian alat musik. Menurut pembagian tersebut, silu termasuk golongan ufi yaitu sebuah alat musik tiup. Sedang golongan alat musik lain adalah bo – e yaitu alat musik pukul dengan tangan misalnya rebana. Ko – bi adalah alat musik petik misalnya gambo ( gambus). Golongan lainnya adalah toke, yaitu alat musik yang dipukul dengan alat pemukul, misalnya genda ( gendang), Golongan yang terakhir adalah Ndiri, yaitu alat musik gesek misalnya biola mbojo ( biola Bima). Bahan untuk membuat silu adalah kayu sawo, perak dan daun lontar.
b.    Sarone


Sarone adalah sebuah alat musik tiup dari Kabupaten Bima Dompu. Alat musik  ini  termasuk golongan aerofon yang berlidah. Menurut jumlah lidahnya termasuk tipe klarinet karena lidahnya hanya satu, yang menurut bahasa setempat, lidah ini disebut Lera. Bentuk tabungnya adalah konis ( makin lama makin besar)
Sarone, dibuat dari dua bahan pokok yaitu buluh ( jenis bambu kecil) dan daun lontar. Lolo dan anak lolo terdiri atas bulu.. Pada lolo terdapat 6 (enam) bongkang ( lubang) di atas, dan satu lubang di bawah. Cara melubangi dilakukan dengan menggunakan kawat besar yang dibakar. Jarak antara lubang yang satu dengan yang lainnya diukur dengan mengambil ukuran keliling lolo. Sedang lubang yang ada di bawah, jaraknya ½ (setengah)dari jarak antara dua lubang diatas.


BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Kesenian Bima adalah bagian dari warisan budaya Indonesia yang sudah mulai dilupakan oleh masyarakat lokal. Upaya pelestarian budaya lokal harus dimulai dari sekarang. Karena banyak budaya Indonesia yang terancam punah. Lembaga-lembaga pendidikan seperti keluarga, sekolah dan masyarakat berperan penting dalam upaya pelestarian budaya Indonesia. Keadaan budaya Indonesia yang semakin memprihatinkan harusnya menyentuh rasa nasinalisme masyarakat Indonesia untuk menjaga, melindungi dan melestarikan budaya Indonesia.

B.            Saran
Tulisan yang penulis tulis diatas hanya sebagian kecil dari budaya Indonesia yang penulis ketahui. Banyak sekali kebudayaan yang belum tersentuh dan terancam punah. Kewajiban kita semua untuk melestarikan budaya Indonesia.



DAFTAR PUSTAKA



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang………………………………………………………………………
B.       Tujuan ………………………………………………………………………………
C.       Rumusan Masalah……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A.      Seni Tarian Kabupaten Bima………………………………………………………
B.       Pakaian Adat Bima…………………………………………………………….......
C.       Alat dan Jenis Seni Tari Bima………………………………………………….....
BAB III Penutup
A.      Kesimpulan ………………………………………………………………………
B.       Saran…………………………………………………………………………….
DaftarPustaka……………………………………………………………………………….




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengatasi Lagu MP3 Yang Tidak Bisa Diputar Di USB

Cara Mengatasi Lagu MP3 Yang Tidak Bisa Diputar Di USB Hai ... hai ... everyone, come back again with me Lipson Ambarita in my Article about IT.      Disini saya akan berbagi pengalaman lagi untuk teman-teman semua yang mungkin mendapatkan masalah seperti yang saya alami baru-baru ini, yang mana ada sesorang yang meminta tolong kepada saya untuk di download-in lagu-lagu rohani yang full album, dengan senang hati saya pun membantu orang tersebut, kebetulan di leptop saya tidak ada lagu rohani yang langsung full album seperti yang dia minta, yah... mau tidak mau saya harus download ulang, dan setelah saya download lagu yang dia minta, tanpa basa-basi saya langsung pindahin lagu-lagu tersebut ke Flashdisk yang telah di berikannya kepada saya, setelah selesai saya kembalikan Flashdisk tersebut dan saya kembali ke rumah saya, eh ...  ternyata di hari esoknya kite berdua jumpa lagi, trus betapa kagetnya saya waktu dia bilang kalau lagu-lagu yang saya download kemarin tidak bisa di put

Download Wondershare Filmora 8.5.2.1 Full Crack

Wondershare Filmora 8.5.2.1 Full Crack Disini saya akan membagikan Wondershare Filmora 8.5.2.1 Full Crack Silahkan baca dan ikuti langkah - langkah di bawah Wondershare Filmora 8.5.2.1 Full Crack Wondershare Filmora 8.5.2.1 Full Crack   System Requirements Supported OS: Windows 7/Windows 8/Windows 10 (64 bit OS recommended) Processor: Intel or AMD processor, 2GHz or above RAM: At least 2GB physical RAM (8GB required for HD and 4K videos) Features : Modern & Easy to Use Filmora’s delightfully intuitive design makes it easy for anyone to become a great video editor. Effects Store Your source of filters, animated elements, and other modern video effects. New Collections added every month! 4K Editing Support Edit and export videos at resolutions of up to 4K. GIF Support Import, edit, and export .GIF files. Noise Removal Remove unwanted background noise easily. Reverse Flip your clips and play them backwards. Social Import Import photos and clips d

Makalah Dinasti Abbasyah

MAKALAH Tentang Dinasti Abbasiyah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa permulaan peradaban yang benar-benar membawa perubahan yang sangat besar, yang membawakan pula obor kesejahteraan dan kemanusiaan, Muhammad SAW. Ia merupakan nabi penutup daripada nabi dan rosul, serta sebagai rahmatanlil alamin bagi umat manusia dengan Islam sebagai ajaran agama yang baru. Sehingga Ia pula patut sebagai guru utama bagi pembaruan. Setelah nabi wafat ajaran tersebut disebarluaskan oleh para sahabat, tabiin dengan memegang panji Islam yang kokoh. Sehingga pasca nabi, ajaran Islampun juga disebarluaskan diseluruh penjuru dunia. Dalam penyebaran syari’at islam pasca Rosulullah Muhammad SAW, terdapat beberapa babakan, yakni mulai langsung dari Khulafaur Rasyidin, yang dijalan kan oleh para sahabat dekat nabi (11-41 H) yakni dari Abu Bakar as-Shidiq, Umar bin Khatab, Ustman bin Affwan, Ali bin Abi Thalib. Serta babakan Islam pada masa klasik (keemasan)